Cidera Sepakbola Perlu Penanganan

Seperti olahraga pada umumnya jika terjadi cidera perlu penanganan agar tepat sasaran, di dalam hal pencegahan cidera tersebut agar tetap terkontrol, dan terukur dalam bermain sepakbola, maka hendaknya seiap pemain sepakbola paham betul akan cidera yang dialaminya berikut ulasannya:
Footballers' ankle terjadi ketika anda mendapatkan adanya tonjolan tulang yang terletak pada bagian depan ankle dimana tempat tersebut merupakan tempat melekatnya kapsul sendi.
Tonjolan tulang ini adalah akibat dari cidera dimana ankle selalu terulur berlebihan (over stretched) atau tertekuk berlebihan (over bent). Endapan pada tonjolan tulang tersebut dapat menyebabkan peradangan (inflammation) pada kapsul sendi dan tendon. Untuk itu bagi pemain sepak bola yang merasa nyeri pada daerah depan sendi pergelangan kakinya, disarankan untuk melakukan x-ray untuk memastikan diagnosis yang ada.

Gejala Pada Footballer's Ankle
a. Adanya nyeri tekan pada bagian depan sendi ankle.
b. Timbul nyeri bila menekuk pergelangan kaki kebawah atau keatas (dorsi/plantar fleksi).
c. Pusat nyeri terjadi pada bagian depan sendi ankle ketika menendang bola.
d. Adanya tonjolan tulang pada bagian depan sendi ankle

a. Cedera Ringan/Cedera Tingkat Pertama 
Cedera ringan/cedera tingkat pertama ini ditandai dengan 
adanya robekan atau hanya dapat dilihat dengan mikroskop, dengan 
keluhan minimal, dan hanya sedikit saja atau tidak terlalu menggangu 
penampilan atlet yang bersangkutan baik pada saat berlatih ataupun 
bertanding. 9 
b. Cedera Sedang/Cedera Tingkat Kedua 
Cedera sedang/cedera tingkat kedua ini ditandai dengan 
kerusakan jaringan yang nyata, nyeri, bengkak, memar, berwarna 
kemerah-merahan (suhu agak panas), dengan gangguan fungsi yang 
nyata dan berpengaruh pada penampilan atlet yang bersangkutan 
baik pada saat berlatih maupun bertanding. 
c. Cedera Berat/Cedera Tingkat Ketiga 
Cedera berat/cedera tingkat ketiga ini ditandai dengan 
kerusakan jaringan atau terjadi robekan lengkap atau hampir lengkap 
pada otot, ligamentum, dan fraktur pada tulang yang memerlukan 
waktu istirahat lebih lama atau total, dan membutuhkan terapi, 
pengobatan secara intensif, dan bahkan dimungkinkan untuk dioprasi. 


3. Macam-Macam Cedera dalam Olahraga 
Secara umum menurut pendapat yang dikemukakan oleh  Paul 
dan Diare (1993: 63), cedera yang mungkin dapat terjadi pada saat 
latihan atau pertandingan olahraga, antara lain: cedera memar, cedera 
ligamentum, cedera pada otot atau tendo, pendarahan pada kulit, dan 
pingsan. 
a. Cedera Memar 
Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan 
(bodycontac) atau pukulan langsung pada permukaan kulit. Akibat 
dari benturan atau pukulan tersebut dapat menyebabkan jaringan di 
bawah kulit akan rusak dan pembuluh darah kecil akan robek atau 10 
pecah sehingga darah dan cairan seluler akan keluar atau 
merembes ke jaringan di sekitarnya. 
b. Cedera pada Otot atau Tendo dan Cedera Ligamentum 
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Hadianto W 
(1993: 13), ada dua jenis cedera yang dapat terjadi pada otot atau 
tendo dan ligamentum, yaitu  strain dan  sprain. Menurut pendapat 
yang dikemukakan oleh Giam dan Teh (1993: 92-93),  strain adalah 
kerusakan pada suatu bagian jaringan otot atau tendo karena 
penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan. Sprain
adalah cedera pada bagian persendian dengan diikuti terjadi robekan 
pada ligamentum, hal ini disebabkan oleh  stress berlebihan yang 
mendadak atau penggunaan yang berlebihan secara berulang-ulang 
dari persendian. 
Permainan sepak bola merupakan permainan  bodycontac  
yang memiliki kekompleksivitasan yang tinggi dalam 
mempergunakan berbagai jenis gerakan sehingga akan  sangat 
rentan terhadap terjadinya cedera baik pada saat latihan maupun 
pada saat pertandingan. Dalam permainan sepak bola, cedera strain
dan sprain a
  
Peran Fisioterapi
a. Mengajarkan latihan-latihan aktif atau mobilisasi sendi, mendesign latihan penguluran pada otot- otot sendi ankle dan memberikan latihan penguatan
b. Memberikan modalitas ultrasound.
c. Pengaplikasian sport massage.
d. Memberikan modalitas TENS untuk mengurangi nyeri.
e. Menyarankan X-ray untuk menegakkan diagnosis

f. Home instruksi dan edukasi